Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya

Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya
Tantrum adalah suatu keadaan ketika anak atau balita meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling-guling di lantai, menyakiti diri sendiri atau orang lain, hingga melempar barang.

Bahkan balita yang berperilaku terbaik pun kadang-kadang bisa marah. Amukan dapat berkisar dari merengek dan menangis hingga berteriak, menendang, memukul, dan menahan napas. Hal ini umumnya terjadi pada anak laki-laki dan perempuan, pada rentang usia 1 sampai usia 4 tahun.

Beberapa anak mungkin mengalami tantrum secara teratur, sedangkan untuk anak-anak lain, tantrum mungkin jarang terjadi. Beberapa anak lebih cenderung melampiaskan amarah daripada yang lain. Sebagai contoh kecil kadang balita ingin mencoba banyak hal dan ketika mereka tidak diperbolehkan atau dilarang, mereka sering menggunakan satu-satunya alat yang mereka miliki yaitu melampiaskan rasa frustrasi atau mengamuk.

Baca Juga: Bekerja Sekaligus Mengasuh Anak Dirumah

Ada beberapa penyebab dasar tantrum yang sudah tidak asing lagi bagi orang tua di mana-mana: Anak mencari perhatian atau lelah, lapar, atau tidak nyaman. Selain itu, amukan sering kali merupakan akibat dari rasa frustrasi anak-anak terhadap kondisi dirumah. Frustrasi adalah bagian yang tidak dapat dihindari dari kehidupan anak-anak saat mereka mempelajari cara kerja orang, benda, dan tubuh mereka sendiri.

Tantrum biasanya terjadi pada tahun kedua, saat anak-anak mempelajari bahasa. Balita umumnya memahami lebih dari yang bisa mereka ungkapkan. Saat keterampilan bahasa meningkat, amukan cenderung menurun.

Hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan terus-menerus, karena dapat membuat kebiasaan yang tidak baik dan dapat mempengaruhi perkembangan anak. Ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghentikan kebiasaan ini:

  • Cobalah untuk tetap tenang dan jangan memukul anak saat mereka mengalami tantrum.
  • Jauhkan objek terlarang yang dapat membuat anak frustasi dari pandangan dan jangkauannya. 
  • Coba alihkan perhatian anak Anda. Manfaatkan rentang perhatian si kecil yang pendek dengan menawarkan benda atau mainan pengganti yang didambakan atau bisa dengan memulai aktivitas baru untuk menggantikan hal lain yang dapat membuat anak cepat frustrasi.

Jika kondisi tantrum pada anak nampak terlalu sering, dan dapat menyakiti dirinya atau orang lain, Bunda bisa mencoba berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendiskusikan perilaku tersebut dan cara tepat menanganinya.

Baca Juga: Mencoba Bereaksi atau Menanggapi Anak Secara Aktif?

Sebagai penutup, pastikan anak Anda tidak bertingkah hanya karena dia tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Bagi seorang anak, respons orang tua terhadap amukan lebih baik daripada tidak memperhatikan sama sekali.

Cobalah untuk membangun kebiasaan atau perilaku yang positif kepada anak Anda, bisa dengan memberi hadiah pada si kecil dengan perhatian dan pujian pada saat anak Anda menyelesaikan tugasnya dengan baik atau berbagai hal baik lainnya. Ini akan mengajari mereka bahwa bertindak dengan tepat akan membuat ibu dan ayah bahagia dan bangga, dan mereka akan bersemangat melakukannya lagi dan lagi.