Kisah Anakku yang Mengalami Down Syndrome Bagian Pertama
Namaku adalah Shinta dan inilah ceritaku, aku pernah mengalami keguguran. Akan tetapi sepertinya atas kehendak Tuhan aku diberikan anak kembali melalui kehamilan selanjutnya. Kami telah menunggu lama dan mempersiapkan kedatangan gadis kami yang akan dinamakan Della, dan akhirnya. Ketika sakit persalinan saya dimulai, semuanya telah dikemas dan dipersiapkan: selimut rajutan yang telah saya buat, baju tidur untuk bayi saya, kain bedong, dan juga pakaian untuk pulang. Pada saat itu juga saya merasa bahwa hati saya hampir tidak bisa menahan harapan ingin segera bertemu dengan anak saya.
Pada pukul dua siang, kontraksi saya datang dengan kekuatan penuh, dan juga keluarga besar tampak menunggu sambil dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Sejumlah teman wanita saya juga sudah bersiap dirumah untuk menunggu kedatangan saya. Teringat beberapa keluarga besar tampak panik dan mulai membuat keributan di depan kamar persalinan dan saya cukup menikmati keributan itu sambil hanya bisa tersenyum, melihat mereka ditegur oleh petugas keamanan. Saya menyukai sensasi membuat orang menunggu bayi kami.
Sementara, ahli anestesi tampak sibuk disamping saya. Saya ingat dia mengatakan sesuatu kepada saya, "Tenang kamu sedikit lagi akan menemui putrimu" selagi dia mengatakan hal itu. Saya kemudian pelan mendengar suara-suara dari lagu yang kami pilih untuk dimainkan sejak saya melahirkan bayi kami, "Jika Anda Mencintai Seseorang" oleh Bryan Adams. Dan saya mulai menangis.
Lalu Della, putriku perlahan diberikan kepadaku untuk ditaruh dibadanku. Pada waktu itu suamiku, ayah saya, para perawat, menunjukkan beberapa gelagat aneh. Dan itu saya mengerti.
Saya tahu bahwa begitu saya melihat Della, dia menderita Down Sindrom. Dan yang bisa saya ingat dari menit-menit ini justru adalah pertemuannya dan bukan hal itu. Aku tidak akan pernah bisa melupakan putriku dalam pelukanku, membuka matanya terus menerus sambil terkadang menutupnya dan menatap, membuat lubang di jiwaku.
Cintai aku, dia sepertinya memberitahuku. Dan matanya pada waktu itu menyiratkan bahwasanya dia merasa tidak persis seperti yang aku inginkan, namun perlahan lewat mata indahnya dia berbicara, tolong, cintai aku. Pada saat itu aku berpikir ini adalah momen terberat dan paling menentukan dalam kehidupanku.